Rabu, 12 Desember 2007

BUDAYA SMAN 4 MADIUN

Yoook ..... !
Kita Budayakan


SENYUM SALAM SAPA SOPAN


Budaya Senyum Salam Sapa Sopan yang ada di SMAN 4 Madiun hasil dari study banding di salah satu SMA di Jakarta. Mempunyai tujuan supaya guru dan siswa lebih bisa saling menghargai satu dengan yang lainnya.
Senyum, menunjukkan kesan yang damai
Salam, menunjukkan kesan saling menghargai
Sapa, menunjukkan kesan saling menghormati
Sopan, menunjukkan ketatakramaan, sopan santun sebagai warga SMAN4 Madiun.

Budaya Senyum Salam Sapa Sopan berlangsung setiap hari. Dilaksanakan pagi sebelum bel masuk, dilaksanakan pada jam dinas antara bapak, ibu guru, karyawan, siswa. Selesai jam pembelajaran di kelas juga diadakan berdoa dan salaman sebelum pulang sekolah.

Kenyataan yang sudah ada dan telah dilaksanakan mendapatkan hasil yang baik dalam hal bagaimana membudayakan sopan santun yang lebih baik.



Kamis, 06 Desember 2007

SEJARAH SMA NEGERI 4 MADIUN


SEJARAH SMA NEGERI 4 MADIUN TAHUN 1982-2007

Pada tahun 1982 lahirlah sebuah lembaga pendidikan yang bernama SMA negeri Penunjang vilial SMA Negeri 2 Madiun, dengan kepala sekolah bapak Soerono.Beliau memberikan tugas kepada bapak Tirto,BA yang pada waktu itu wakil kepala sekolah di SMA Negeri 2 Madiun ,untuk memimpin atau sebagai PLH di SMA Negeri Penunjang. Pada waktu itu masuk sore yang tempatnya masih bergabung di SMA Negeri 3 Madiun,JL.Suhud Nosingo, tepatnya mulai bulan Juli tahun ajaran baru 1982 sampai bulan Oktober 1982. Pada bulan November 1982 sudah pindah di gedung yang mewah (Mepet Sawah) JL.Serayu dan bisa masuk pagi. Sekolah yang memiliki sebanyak 3 kelas untuk kelas satu, fasilitas semuanya masih serba terbatas, oleh sebab itu pulang sekolah siswa siswi diajak masuk sore untuk kerja bakti. memperbaiki jalan, meratakan tanah yang masih menumpuk untuk membuat lapangan upacara, membuat lubang tanaman, mencari pupuk kandang dengan gerobak, Siswa-siswi perintis ini bekerja keras dengan suasana penuh kegembiraan dan keiklasan. Pagar pembatas sekolahpun juga belum ada, hanya ada bambu-bambu kecil bekas bangunan BLP gedung timur sekolah yang sekarang politehnik. Pada bulan Oktober 1983 terbitlah SK kepala SMA Negeri 4 Madiun atas nama bapak Soeparin,BA. Karena peralihan nama SMA Penunjang menjadi SMA Negeri 4 terjadi saat itu maka akhirnya hari jadi SMA Negeri 4 Madiun jatuh pada bulan Oktober 1983.
Pada masa kepemimpinan bapak Soeparin,BA pembenahan lingkungan SMA Negeri 4 Madiun mengalami perubahan yang sangat pesat, walau guru, karyawan, sarana dan prasarana masih sangat kurang.

Dimulailah pembangunan pagar keliling, penambahan ruang kelas, ruang laboratorium, mushola, perpustakaan dan ruang yang lain, penanaman pohon pelindung penyejuk lingkungan. Perlu diketahui pembibitan pohon trembesi yang sekarang rimbun itu dulu berasal dari biji trembesi generasi SMP Negeri 4 Madiun, yang disemai pada tahun 1984.
Pada waktu peresmian berdiri tahun 1983 itu SMA Negeri 4 Madiun memiliki 6 kelas yang terdiri 3 kelas untuk kelas 1 dan 3 kelas untuk kelas 2. Bcliau sosok pemimpin yang patut diteladani dan bukan ditakuti. Dalam prinsip kehidupannya beliau mengatakan "Hidup ini kita jalani bagaikan air mengalir saja"

Tahun 1989 bapak Soeparin,BA pensiun, diganti oleh Bapak Tirto,BA
yang sebelumnya adalah kepala SMA Negeri 1 Magetan.
Karena bapak Tirto,BA seorang seniman dan seorang kyai, maka beliau borharap bisa membawa siswa-siswi SMA Negeri 4 Madiun ke suasana Islami Penghijauan dan keindahan serta kenyamanan lingkungan sekolah mendapa pcrhatian istimewa. Mulai dari pembuatan kolam dan tebing sepanjang hampir 20 m, semua dikerjakan oleh pegawai sekolah sendiri. Karena kalai diborongkan pasti sangat mahal. Dibuat pula taman - taman didepan tiap kelas yang dikerjakan oleh siswa-siswi pada sore hari bahkan malam hari. Suasana islami dimulai dengan keharusan bercelana panjang bagi siswa putri dan putra pada waktu olahraga. Di masa kepemimpinan bapak Tirto,BA juga beberapa siswa yang di keluarkan, termasuk kemenakan bapak Tirto sendiri.
Ibu bapak guru yang pertama kali di tempatkan di SMA Negeri 4 Madiun sebagai perintis serta membantu proses pelaksanaan belajar mengajar yauitu :
1. Bp. Tirto, BA
2. Bp. Broto Kusumo
3. Bp. Drs. Dwiyono
4. Bp. Yono (Almarhum)
5. Bp. Hadjar Erdianto
6. Bp. Soewignyo (Almarhum)
7. Bp. Sumardi (Almarhum)
8. Ibu. Niken Widyawati

9. Ibu. Dra. Ermas
10. Ibu Atik
11. Ibu. Siti Suhasri (TU)
12. Bp. Moh.Effendi (Penj Sekolah)


Urutan kepala SMA Negeri 4 Madiun tahun 1983-2007 adalah sebagai berikut:


  1. Pada tahun 1982 - tahun 1983 PLH Bp. Titro, BA
  2. Pada tahun 1983 - tahun 1989 Bp. Soeparin, BA
  3. Pada tahun 1989 - tahun 1993 Bp. Tirto, BA
  4. Pada tahun 1993 - tahun 1996 Bp. Drs. Singgih
  5. Pada tahun 1996 - tahun 1998 Bp. Soejoto, BA
  6. Pada tahun 1998 - tahun 2001 Bp. Drs. Hartono H.W
  7. Pada tahun 2001 - tahun 2004 Ibu. MA. Praptiningsih S
  8. Pada tahun 2005 - sekarang Bp. Sunari, MPd.









MAKNA GAMBAR LAMBANG / BADGE/ LOGO SMAN 4 MADIUN


1. BENTUK LUAR
  • Bentuk luar adalah perisai yang berarti melindungi instansi ini dengan warganya sebagai salah satu WAWASAN WIYATA MANDALA dalam mencari, mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
2. BENTUK BAGIAN-BAGIAN
  • BINTANG SEGILIMA

Pendidikan di SMAN4 Madiun tidak terlepas dari dasar negara PANCASILA. Bintang segilima ini didukung oleh bentuk kelopak bunga lebar, sebagi tanda ilmu pengetahuan di SMAN4 Madiun terus berkembang.

  • BURUNG HANTU DAN BUKU

Melambangkan kesungguhan dan keikhlasan dalam mencari ilmu pengetahuan di SMAN4 Madiun yang terus menerus dan tidak pernah berhenti.

  • OBOR DAN SAYAP

Melambangkan kemajuan dan pengembangan dalam menuntut ilmu pengetahuan agar dapat di terapkan didalam kehidupan sehari-hari. Obor yang memberi penerangan pda masyarakat dan sayap yang mengepak-ngepak untuk terus maju dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  • PENA SEBAGAI ALAT TULIS

Bentuk pena yang menghujam dari atas sampai bawah ini sebagai penetrasi untuk terus berkarya bagi para alumninya ditengah gemuruhnya roda pembangunan bangsa.


3. TULISAN SMA NEGERI 4 MADIUN

Merupakan tanggung jawab setiap warga sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, staf karyawan dan anak didik untuk mengerti, memahami serta mengenalkan apa yang terdapat dalam lembaga tersebut.

4. WARNA

  • WARNA BIRU, pada perisai merupakan jiwa pengabdian yang tak kunjung putus dalam mencari Ilmu Pengetahuan dalam satu lingkup Wawasan Wiyata Mandala.
  • WARNA KUNING, pada bentuk pena dan tepi perisai merupakan kegungan keluhuran budi para warga sekolah dan para alumninya dalam mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
  • WARNA MERAH, pada obor menunjukkan upaya keberanian dalam memajukan bidang pendidikan di SMAN4 Madiun, sesuai dengan tuntutan jaman dan teknologi.